Proposal Penelitian Perkebunan Kelapa Sawit



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Sepanjang sejarah perjalanan pertumbuhan bangsa-bangsa di dunia, baik negara yang sudah maju maupun yang masih tergolong sebagai negara berkembang atau yang masih terbelakang, selalu menghadapi dilema dalam penentuan prioritas pembangunan ekonominya. Negara-negara berkembang di pandang sebagai negara yang masih dalam proses moderenisasi khusunya dalam proses pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tersebut berjalan melalui tahap-tahap tertentu (J.W.Schoorl, 1988 ).
Negara berkembang seperti Indonesia sumbangan sektor pertanian selalu menduduki posisi yang sangat vital, sehingga sektor pertanian diletakkan sebagai andalan pembangunan nasional yang didukung oleh unsur-unsur kekuatan yang dimiliki. Pembangunan senantiasa berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat dan ilmu pengetahuan, pembangunan pertanian memiliki arti penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus meningkatkan taraf hidup petani. Perubahan yang dibawa pembangunan merupakan perubahan yang direncanakan dan dikehendaki, setidaknya pembangunan pada umumnya merupakan kehendak masyarakat yang terwujud dalam keputusan-keputusan atau kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah.

Pembangunan di sektor pertanian pada tahapan tertentu akan membuat peluang pengembangan agribisnis yang cukup besar, karena bertumpuh di atas landasan keunggulan komparatif dalam memproduksi berbagai bahan mentah berupa komoditas perkebunan, holtikultura, peternakan dan perikanan serta peluang pasar baik dalam maupun luar negeri (Sutawi,2003).
Peluang-peluang agribisnis yang tercipta akan menimbulkan stimulan terhadap investasi di bidang agribisnis, yang diikuti dengan berdirinya perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. Berdirinya perusahaan-perusahaan di suatu daerah tertentu akan berpengaruh secara makro terhadap kondisi perekonomian nasional serta memiliki dampak terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar perusahaan-perusahaan itu didirikan.
Sehubungan dengan uraian di atas, berdirinya PT. Damai Jaya Lestari sebagai salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berada di Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara, tentu memiliki pengaruh terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat disekitar lokasi perkebunan PT. Damai Jaya Lestari tersebut. Perubahan yang terjadi akibat berdirinya perkebunan kelapa sawit akan menimbulkan hal-hal positif atau sebaliknya, akan menimbulkan hal-hal negatif yang justru merugikan masyarakat sekitarnya. Hal ini mendorong saya mengangkat dan mengajukan penelitian yang berjudul “Dampak Berdirinya Perusahaan Kelapa Sawit (PT. Bangun Jaya Alam Permai) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Panca Jaya, Kecamatan Seruyan Tengah, Kabupaten Seruyan”.


B.       Masalah Penelitian
Dari hal- hal yang melatar belakangi penelitian  ini perlu kiranya menentukan permasalahan penelitian untuk memperjelas maksud dan tujuan penelitian ini. Adapun permasalahan penelitian ini sebagai berikut :
1.    Bagaimana  kondisi  sosial ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah berdirinya perusahaan kelapa sawit  PT. Bangun Jaya Alam Permai di Desa Panca Jaya Kecamatan Seruyan Tengah, Kabupaten Seruyan ?
C.       Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Panca Jaya  Kecamatan Seruyan Tengah Kabupaten Seruyan sebelum dan sesudah berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Bangun Jaya Alam Permai.
D.      Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Sebagai informasi bagaimana kondisi sosial ekonomi sebelum dan sesudah berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Bangun Jaya Alam Permai.
2.    Sebagai referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian yang masih berhubungan dengan penelitian ini.
3.    Hasil Penelitian ini di harapkan menjadi masukkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A.     Tinjauan Pustaka
1.       Penelitian-Penelitian  Terdahulu
Penelitian Syamsuddin (2011), yang berjudul Dampak Berdirinya Perusahaan Kelapa Sawit (PT. Damai Jaya Lestari) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat menunjukkan bahwa : (1). Keberadaan perusahaan kelapa sawit PT. Bangun Jaya Alam Permai di Desa Panca Jaya telah membawa perubahan kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Panca Jaya; (2). Perubahan sosial yang terjadi setelah berdirinnya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT.Bangun Jaya Alam Permai terkait dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan dan kesehatan serta perubahan fasilitas jalan utama yang menambah frekuensi keluar masuknya kendaraan umum menuju Desa Panca Jaya meskipun masih kurangnya perhatian PT. Bangun Jaya Alam Permai tentang pemeliharaan dan penanggulangan dampak lingkungan akibat perkebunan kelapa sawit. Namun dilain sisi terdapat kekhwatiran masyarakat desa terhadap terkikisnya nilai-nilai budaya mereka dalam berinteraksi dengan masyarakat luar daerah; (3). Kehadiran perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Bangun Jaya Alam Permai membawa dampak terhadap kehidupan  sosial ekonomi bagi masyarakat Desa Panca Jaya, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif diatas kehadiran PT. Bangun Jaya Alam Permai adalah mengurangi pengguran masyarakat desa, menciptakan lapangan kerja baru, menambah pendapatan rumah tangga serta menambah pengetahuan tentang budidaya kelapa sawit, sedangkan dampak negatif yang dirasakan merugikan masyarakat diantaranya adalah lahan yang di olah untuk usaha taninya berkurang, adanya pencemaran dan pendangkalan pantai dari aktivitas kebun kelapa sawit  terlihat kurangnya aktivitas pencari nener serta berkurangnya tenaga kerja pertanian di desa.
Penelitian Soleman Imbiri (2010) yang berjudul analisis dampak pir kelapa sawit terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar di kabupaten manokwari menunjukkan bahwa : (1). PIR kelapasawit di DistrikPrafisetelah 25 tahunberoperasimasihmemilikidampaklangsungdanpositifterhadappenambahanpendapatantunaipetanipeserta plasma asalsukuArfakdarilahankelapasawit, walaupunpendapatan yang diperolehsaatinirelatifkecil. Selainituproyek PIR kelapasawitsaatinimemilikidampaklangsungdannegatifterhadapsemakinberkurangdanterbatasnyalahanusahataniuntukberkebundanperladanganberpindah; (2).Proyek PIR kelapasawit di DistrikPrafisetelah 25 tahun beroperasi memiliki dampak langsung dan positif terhadap variasi lapangan usaha responden sebagai tenaga pemanenan dan pemikulan TBS pada lahan kelapa sawit dan memiliki dampak tidak langsung dan positif terhad  pusaha-usaha lainnya seperti usaha ojek, usaha kios, usaha jual beli bensin enceran, usah atruk pengangkut TBS, jual-beli pasir dan batu, usaha angkutan umum dan bekerja pada proyek-proyek lepas; (3). Proyek PIR kelapa sawit di Distrik Prafi setelah 25 tahun beroperasi memiliki dampak tidak langsung dan negative terhadap peningkatan penguasaan IPTEK dalam hal penggunaan tenaga kerja, pupuk, pestisida, obat-obatan maupun peralatan penunjang usaha pertanian seperti dodos, egrek dan lainnya. Hal ini disebabkan tidak adanya kursus atau pelatihan yang diselenggarakan pihak perusahaan terhadap petani plasma, rendahnya penguasaan IPTEK responden yang berpengaruh pada rendahnya produktivitas lahan kelapa sawit dan lahan usaha tani serta timbulnya persepsi negative dari petani terhadap pihak perusahaan terkait masalah rendahnya penguasaan IPTEK dan bantuan pupuk yang berhenti sejak tahun 1995.
Penelitian Rusmawardi (2007), Dampak Berdirinya Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jack) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus Pada desa Panca Jaya, Kecamatan Seruyan Tengah, Kabupaten Seruyan, Propinsi Kalimantan Tengah)  menunjukkan bahwa : (1). Keberadaan perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Bangun Jaya Alam Permai di desa Panca Jaya telah membawa perubahan kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa Panca Jaya; (2). Perubahan sosial yang terjadi setelah berdirinya perusahaan perkebunan dan pabrik kelapa sawit PT. Bangun Jaya Alam Permai terkait dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan dan kesehatan serta perubahan fasilitas jalan utama yang menambah frekuensi keluar-masuknya kendaraan umum menuju desa Panca Jaya. Namun dilain sisi terdapat kekhawatiran masyarakat desa terhadap nilai-nilai budaya mereka karena banyaknya pendatang yang membawa budaya baru yang mempengaruhi budaya local; (3). Perubahan ekonomi masyarakat yang dapat dirasakan setelah berdirinya PT. Bangun Jaya Alam Permai adalah berkurangnya pendapatan masyarakat akibat dari peralihan pekerjaan masyarakat, dari perambah hutan ke buruh perkebunan; (4). Perilaku sosial masyarakat desa Panca Jaya setelah berdirinya PT. Bangun Jaya Alam Permai, ternyata untuk sementara tidak mengalami pergeseran, terlihat dari masih eratnya sistem kekerabatan antara sesama warga dan masih dipegangnya kaidah-kaidah/aturan adat dalam kehidupan sehari-hari; (5). Kehadiran perkebunan kelapa sawit PT. Bangun Jaya Alam Permai membawa dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi bagi masyarakat desa Panca Jaya, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif atas kehadiran PT. Bangun Jaya Alam Permai adalah mengurangi penganguran masyarakat desa, menciptakan lapangan kerja baru, adanya sarana komunikasi, peningkatan pendapatan masyarakat, terbukanya akses Desa dengan Desa lain, dan menambah pengetahuan tentang budidaya kelapa sawit, sedangkan dampak negatif yang dirasakan merugikan masyarakat diantaranya adalah lahan pertanian menjadi sempit, pencemaran lingkungan dari aktivitas Perkebunan dan Pabrik kelapa sawit, dan Pegeseran Budaya Masyarakat lokal.
2.      Dampak Berdirinya Sebuah Perusahaan
Dalam Buku Fakultas Pertanian UMM, menurut Budiono (2003) mengenai dampak berdirinya perusahaan budidaya jamur kancing (Agaricus Bisporus) PT. Karya Kompos Bagas terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. Bahwa kehadiran perusahaan tersebut telah membawa perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat  Dusun Sumber Brantas Desa Tulungrejo. Perubahan sosial ekonomi terkait dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam memandang arti penting pendidikan dan kesehatan keluarga serta adanya perbaikan fasilitas jalan umum.
Setelah berdirinya perusahaan, masyarakat sekitar mengalami perubahan pada pergeseran lapangan kerja baru yang akhirnya mampu meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Namun demikian perubahan tidak terjadi pada perilaku sosial ekonomi masyarakat Dusun Sumber Brantas Desa Tulungrejo oleh kehadiran  perusahaan ditempat mereka, yang di tandai masih terjalinya sistem kekerabatan baik individu maupun kelompok  dan masih terpeliharanya tali silaturahmi, budaya gotong royong dan solidaritas yang masih terjaga.

B.    LANDASAN TEORI
A.      Faktor Sosial
1.       Interaksi Sosial
Menurut Weber dalam Ishomuddin (1997), hakikat interaksi terletak dalam mengarah kelakuan kepada orang lain, harus ada timbal balik antara pihak-pihak yang bersangkutan, bagaimanapun isi perbuatannya; cinta atau benci, kesetiaan atau penghianatan atau menolong. Dalam hal ini terjadi hubungan sosial yang dinamis, yang meliputi hubungan antara masing-masing individu perorangan dengan kelompok manusia. Konsep interaksi itu penting, karena setiap masyarakat merupakan suatu kesatuan  dari individu-individu yang satu dengan yang lain berada dalam hubungan berinteraksi yang berpola mantap. Interaksi terjadi bila seorang individu dalam masyarakat berbuat sedemikian rupa sehingga menimbulkan suatu respon atau reaksi dari individu-individu lain. (Poespowardojo.S, 1989). Pengaturan interaksi diantaranya anggota masyarakat tersebut dapat terjadi oleh karena komitmen mereka terhadap norma-norma sosial yang menghasilkan daya untuk menghasilkan daya untuk mengatasi perbedaan-perbedaan pendapat dan kepentingan diantara mereka, suatu hal yang memungkinkan mereka menemukan keselarasan tertentu. Syarat umum untuk terciptanya hubungan positif antara interaksi dan kesenagan adalah kondisi saling menambah keuntugan yang di peroleh kedua belah pihak  yang terlibat dalam proses interaksi (Svalastoga Keare, 1989).
Hubungan sosial merupakan salah satu hubungan yang harus dilaksanakan yang mengandung pengertian bahwa dalam hubungan itu setiap individu menyadari tentang kehadirannya disamping kehadiran individu lain. Hal ini disebabkan bahwa dengan kata sosial berarti hubungan yang berdasarkan adanya kesadaran yang  satu terhadap yang lain. Dimana mereka saling mengakui dan saling mengenal atau mutual action dan mutual recognation. Disamping itu manusia sebagai mahluk sosial dituntut pula adanya kehidupan berkelompok, sehingga keadaan ini mirip sebuah community. Seperti desa, suku bangsa dan sebagainya yang masing-masing kelompok memiliki ciri yang berbeda satu sama lain. Kehidupan kelompok ini ditentukan oleh adanya kepentingan, tetapi karena  adanya syarat-syarat dasar daripada kehidupan bersama yang merupakan unsur pengikat kehidupan kelompok pada suatu daerah tempat tinggal tertentu yang memiliki perasaan pemilikan bersama (Slamet Santoso. 1992). Lebih lanjut H. Bornner dalam Gerungan (1990) mengatakan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.

2.      Aspek-Aspek Interaksi Sosial
Aspek-aspek interaksi sosial itu adalah sebagai berikut: (1). Adanya hubungan, Setiap interaksi sudah barang tentu terjadi karena adanya hubungan, baik antara individu maupun antara individu dalam hubungan kelompok. (2). Adanya individu, Setiap interaksi sosial menuntut tampilnya individu-individu yang melaksanakan tugasnya. (3). Adanya tujuan, Setiap interaksi sosial memiliki tujuan seperti mempengaruhi individu lain. (4). Adanya hubungan dengan struktur dan fungsi kelompok interaksi sosial, yaitu berhubungan dengan struktur dan fungsi kelompok, yang terjadi karena individu dalam hidupnya tidak terpisah dari kelompok tersebut, disamping itu tiap-tiap individu memiliki fungsi di dalam kelompoknya. (Slamet Santoso, 1992).
3.       Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antara orang, organisasi atau komunitas. Perubahan dapat menyangkut struktur sosial atau pola nilai dan norma serta peranan. Ada beberapa yang melatar belakangi terjadinya perubahan sosial, masuknya sesuatu unsur yang umumnya terjadi secara selektif dari suatu pola kebudayaan ke pola lain akan menimbulkan perubahan pada unsur yang dimasukinya. Proses difusi ini dilakukan dengan memperhatikan keadaan dan syarat-syarat yang mempermudah dan mempercepat penerimaan unsur baru. Inovasi (pendapat baru) juga merupakan pendorong pada perubahan sosial. Inovasi juga berasal dari pola sendiri atau difusi unsur dari luar, adanya suatu teknologi baru atau bentuk organisasi baru.  Selain itu faktor lain yang mendorong terjadinya perubahan adalah konflik, yang dapat saja terjadi dimana suatu golongan justru bersikeras mengikuti norma-normanya sendiri. Masalah sosial yang terjadi karena konflik dapat menghasilkan perubahan sosial, atau sebaliknya perubahan sosial menghasilkan masalah sosial (Pudjiwati Sajogo, 1985).
4.       Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial
Menurut Soerjono Soekanto dalam Pudjiwati Sajogo (1985) bentuk perubahan dapat dibedakan kedalam bentuk, antara lain:
1.       Perubahan yang terjadi secara lambat dan perubahan yang terjadi secara cepat.
Perubahan yang memerlukan waktu yang lama dimana terdapat suatu rentetan perubahan-perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat, yang dinamakan evolusi. Pada evolusi, perubahan-perubahan terjadi dengan sendirinya, tampa suatu rencana atau suatu kehendak tertentu. Perubahan tersebut terjadi karena usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Perubahan yang terjadi secara lambat dan cepat ini menurut Jabal Tarik Ibrahim (1995), dalam buku Sosiologi Pedesaan disebutnya sebagai kecepatan perubahan.
2.       Perubahan yang pengaruhnya kecil dan berpengaruh besar.
Perubahan yang kecil pengaruhnya adalah perubahan pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung terhadap masyarakat. Sebaliknya, proses industrilisasi pada masyarakat agraris merupakan perubahan yang akan membawa pengaruh yang besar pada masyarakat. Dampak perubahan yang berpengaruh besar tersebut dapat terlihat pada pola pemilikan tanah, hubungann kerja, hubungan kekerabatan, stratifikasi masyarakat dan sebagainya.

3.       Perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan  dan yang tidak    dikehendaki atau tidak direncanakan.
Perubahan yang di kehendaki telah di rencanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan, yang di sebut agent of change yaitu seorang atau kelompok dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Agent of change dalam pelaksanaanya langsung berhubungan dalam tekanan-tekanan untuk melakukan perubahan yang selalu berada di bawah pengendalian  dan pengawasanya. Cara-cara untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan di rencanakan lebih dahulu, dinamakan social engineering atau sering di sebut social planning.

5.       Faktor Ekonomi
Pendapatan suatu kegiatan ekonomi adalah selisih antara penerimaan yang di peroleh dari suatu kegiatan dengan biaya yang di keluarkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Berhasilnya suatu kegiatan dapat di lihat dari tingkat pendapatan yang di terima dari kegiatan tersebut. Sasaran akhir dari seseorang dalam mengelola kegiatannya adalah pendapatan yang maksimal (Soeharjo,1973).
Menurut Ishomuddin (1992), dalam kehidupannya, manusia harus memenuhi kebutuhan materialnya untuk melangsungkan hidupnya, hal tersebut dapat diwujudkan melalui pranata-pranata mereka dengan memanfaatkan sumber daya alam, modal dan tenaga kerja yang terbatas. Studi mengenai hal tersebut disebut ilmu ekonomi. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam ekonomi masyarakat adalah tingkat pendapatan  masyarakat.
Menurut Nurmanaf (1988) secara sederhana dikatakan bahwa pendapatan rumah tangga dapat berasal dari satu atau lebih macam sumber pendapatan. Sumber pendapatan tersebut ada yang berasal dari sektor pertanian maupun dari luar sektor pertanian  yang dapat diperinci lebih lanjut kedalam berbagai subsektor dan masing-masing subsektor memberikan kontribusi yang berbeda-beda terhadap total pendapatan rumah tangga. Hal ini akan menciptakan perbedaan pada struktur pendapatan rumah tangga.
6.     Pendapatan masyarakat
Pendapatan merupakan unsur yang sangat penting dalam laporan keuangan, karena dalam melakukan suatu aktivitas usaha, manajemen perusahaan tentu ingin mengetahui nilai atau jumlah pendapatan yang di peroleh dalam suatu periode akuntansi yang di akui sesuai prinsip-prinsip yang berlaku umum.
Menurut ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2010) adalah sebagai berikut : “pendapatan adalah arus masuk bruto manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama periode yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto manfaat ekonomi yang di terima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Jumlah yang ditagih untuk dan atau atas nama pihak ketiga bukan merupakan pendapatan karena tidak menghasilkan manfaat ekonomi perusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas”
Menurut Skousen dan Stice (Akbar, 2009) pengertian pendapatan adalah sebagai berikut : “pendapatan merupakan arus masuk atau peningkatan aktiva lainnya sebuah entitas atau pembentukan utang (atau sebuah kombinasi dar keduanya) dari pengantaran barang atau penghasilan barang, memberikan pelayanan atau melakukan aktivitas lain yang membentuk operasi pokok atau bentuk entitas yang terus berlangsung”
Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang di timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman  modal.
B.      Perkembangan  dan Perubahan Desa
1.       Desa Sederhana
Desa dalam arti sebenarnya berkembang dari kelompok manusia yang tinggal dalam sebuah tempat yang sama. Pada mulanya, setiap orang tidak pernah bermaksud mengumpul dan menadi satu, apalagi membentuk sebuah perserikatan dan perkumpulan yang namanya desa. Semula orang memang berkumpul serta cenderung mengelompok dengan sesamanya, khususnya satu asal, satu turunan, satu ras, satu kepentingan dan satu daerah. Kecenderungan itu menurut ilmu jiwa dan ilmu sosial  disebut sebagai kecenderungan sosial.
Keadaan desa sederhana seperti itu, sama seperti yang sering kali di gambarkan oleh ahli ilmu sosial dan para etnog dan antropolog sebagai masyarakat dalam artian sebagai Gemeinscharft suatu persekutuan hidup, bentuk-bentuk persekutuan hidup bersama dengan solidaritas yang kuat. Di dalam kehidupan desa sederhana, hubungan individu dengan individu lain berjalan menurut aturan kekeluargaan dan persaudaraan. Biasanya masyarakat desa terdiri dari beberapa keluarga pokok saja yang berkembang biak disana. Sedangkan hubungan manusia dengan alam seolah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Manusia masih ditentukan oleh keadaan alamnya.
2.     Desa Madya
Desa madya adalah sebuah atau beberapa desa yang yang dalam wujudya tetap sebuah desa, tetapi penduduknya sudah bersikap tidak sebagaimana adanya kehendak alam. Desa madya berarti desa yang sudah berkembang, sudah mengarah pada desa setengah kota. Desa madya sudah mulai mampu menyelenggarakan kehidupan bersamanya berdasarkan aturan main tertentu yang di sepakati bersama. Hubungan individu dengan individu masi berciri sosial, ramah dan penuh persaudaraan. Sedangkan hubungan manusia terhadap alam ditunjukan dengan tampaknya peranan manusia yang tidak di tentukan oleh alam lagi. Sikap manusia terhadap benda dan harta pada masa ini bersifat memiliki dan menguasai disamping  menikmatinya. Jadi sudah bersifat ganda. Pada satu pihak manusia masih memiliki sikap yang rohaniah terhadap benda dan harta, di lain pihak manusia dalam kaitan ini bersikap materalistis. Kebaikan dari perkembangaan ini adalah manusia mampu menempatkan diri diatas benda dan harta, serta sadar bahwa manusia sanggup mengatasi alam.

3.     Desa Maju
Desa maju adalah sebuah atau beberapa desa yang di dalam perkembangannya sudah setingkat diatas desa madya. Desa maju merupakan desa yang mampu melaksanakan program terencana dan mempunyai organisasi yang mapan dalam mencapai cita-cita masyarakat dan kesejahteraan masyarakat. Hubungan individu dengan individu lain tertata secara mapan dengan aturan adat istiadat dan etika yang di sepakati di dalam masyarakat. Sedangkan hubungan manusia dengan alam, manusia mulai memisahkan hubungan yang nyata dengan alam., terdapat pandangan bahwa orang tidak tergantung seenuhnya lagi dengan alam. Pekerjaan dan mata pencaharian masyarakat sudah mulai mengarah pada pembagian kerja nyata. Penghargaan terhadap benda dan harta menjadi lebih duniawi, benda dan harta sudah di pandang sebagai kekayaan yang sudah menjadi bagian hidup yang harus diperjuankan.

C.    Dampak Berdirinya Perusahaan Kelapa Sawit
Berdasarkan analisis dampak lingkungan (Andal) perusahaan kelapa sawit PT. Damai Jaya Lestari tahun 2006, dampak berdirinya perusahaan kelapa sawit adalah sebagai berikut:
1.     Dampak Terhadap Lingkungan Fisik Dan Biologi
Pada beberapa kegiatan konstruksi secara bertahap akan menimbulkan iklim mikro daerah sekitar perkebunan kelapa sawit didirikan. Dampak yang di timbulkan terhadap komponen iklim mikro berupa perubahan temperatur udara dan kelembapan udara. Hal ini terjadi karena perubahan-perubahan secara fisik dan biologi yang terjadi akibat adnya kegiatan-kegiatan kontruksi kebun seperti pembukaan lahan dan pembangunan  sarana-sarana perkebunan.
Ada dua sumber utama dari kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit yang akan menyebabkan dampak pada kualitas udara. Sumber pertama adalah kegitan pembukaan lahan dan pembangunan fasilitass serta sarana pendukung kegitan ini akan berdampak kepada konsentrasi debu dan intensitas polusi.
Kegiatan pada tahap konstruksi yang menimbulkan dampak pada tata guna lahan akan mengakibatkan terjadinya perubahan pembangunan lahan yang semula berupan hutan sekunder sampai semak-semak berubah menjadi lahan perkebunan dan fasilitas serta sarana pendukung perkebunan. Kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap komponen/parameter air sungai serta parit-parit adalah kegiatan operasional kebun/pemeliharaan tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan, kegiatan itu berupa pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pengaruh pupuk dan pestisida akan berdampak pada kehidupan  biota perairan.
Berdirinya perusahaan perkebunan kelapa sawit akan merubah komponen biologis (flora dan fauna) hutan sekunder yang berada di lokasi perkebunan mengakibatkan perubahan komposisi vegetasi dan satwa yang ada  dalam hutan tersebut, karena adanya kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit.
2.             Dampak Terhadap Sosial Budaya
Perubahan-perubahan dalam masyarakat dapat terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri maupun sebab-sebab dari lingkungan masyarakat setempat. Sehubungan dengan hal diatas, kehadiran perusahaan kelapa sawit pada tahapan tertentu akan menimbulkan dampak terhadap parameter adat istiadat masyarakat sekitar perusahaan kelapa sawit didirikan. Sebelumnya masyarakat memanfaatkan hutan yang ada disekitar tempat tinggal mereka dengan kegiatan berladang secara tradisional yang lambat laun akan berkurang dengan kehadirannya proyek perkebunan kelapa sawit. Dengan berkurangnya bahkan hilangnya usaha dan tradisi tersebut maka berbagai dimensi sosial budaya yang mendasari dalam pengelolaan kebun secara tradisional lambat laun akan ikut memudar.( Soekanto Soerjono,1999).
Disamping itu juga kehadiran tenaga kerja perusahaan kelapa sawit  dari luar desa sekitar perkebunan yang berinteraksi dengan masyarakat lokal akan mempengaruhi adat istiadat masyarakat lokal (masyarakat sekitar perusahaan didirikan). Dengan kehadiran tenaga kerja dari luar akan merubah perilaku masyarakat lokal yang tercermin dari cara berpakaian, berbicara serta gaya hidup yang meniru cara dan gaya hidup tenaga kerja yang datang dari luar tersebut.
Keberadaan perusahaan kelapa sawit, secara khusus akan merangsang tumbuhnya tumbuhnya minat dan keinginan untuk menggapai pengetahuan dan keterampilan, terutama yang berkenan dengan teknologi budidaya tanaman. Disamping itu terlibatnya masyarakat terdekat sebagai tenaga kerja dalam kegiatan proyek perkebunan memungkinkan akan meningkatkan etos kerja yang baik dan disiplin kerja.
Persepsi masyarakat terhadap lingkungan menganggap bahwa lingkungan alam tempat tinggal mereka dapat menunjang kehidupan masyarakat desa. Dengan adanya pembangunan perkebunan kelapa sawit menimbulkan kekhawatiran masyarakat baik secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi tradisional mereka. Perubahan lingkungan alami menjadi lingkungan perkebunan kelapa sawit  dengan sistem monokultur menimbulkan persepsi masyarakat akan kelangsungan lingkungan hidup mereka. Baik yang mengarah pada keresahan masyarakat  ataupun terhadap perbaikan keberadaan lingkungan mereka.
3.     Dampak Terhadap Faktor Ekonomi
Kehadiran perusahaan perkebunan kelapa sawit akan menciptakan suatu alterntif tambahan untuk dijadikan sebagai sumber penghidupan tambahan bagi masyarakat sekitar proyek perkebunan yang pada akhirnya terakumulasi menjadi pertumbuahan ekonomi masyarakat desa secara keseluruhan.
Kegiatan proyek perusahaan akn berdampak dengan terbukanya peluang usaha. Walaupun jenis usaha yang dapat di manfaatkan oleh penduduk setempat masih tergolong dalam intensitas dan skala kecil, namun memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar proyek perusahaan kelapa sawit tersebut. Semakin kompleksnya kegiatan perkebunan kelapa sawit tersebut akan membuka peluang kerja secara langsung bagi masyarakat sekitar perusahaan menjadi karyawan dalam perusahaan tersebut. Hal ini didukung dengan pelaksanaan otonomi daerah yang mengutamakan masyarakat lokal.
Pengadaan kerja pada proyek-proyek untuk kegiatan perkebunan akan memberikan dampak terhadap pendapatan masyarakat. Peningkatan pendapatan tersebut dapat dirasakan secara langsung atau tidak langsung oleh masyarakat sekitar perusahaan perkebunan tersebut.
Berdirinya perusahaan kelapa sawit sebagai asset perekonomian daerah akan menimbulkan dampak tidak langsung terhadap perekonomian dan perkembangan daerah melalui peningkatan  pendapatan asli daerah yang di peroleh dari retribusi dan pajak-pajak daerah.

BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Metode Dasar Penelitian
Dalam penelitian ini di gunakan metode analisis deskriptif dan tabulasi. Menurut Nazir (1998), metode penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yakni mencari dan mengumpulkan data yang ada di lapangan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.
Data yang telah disusun dan dihitung selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel. Pembuatan tabel tersebut dilakukan dengan cara tabulasi langsung karena data langsung dipindahkan dari data ke kerangka tabel yang telah disiapkan  tanpa proses perantara lainnya. (Singarimbun, 1994)
B.     Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Di Desa Panca Jaya, Kecamatan Seruyan Tengah , Kabupaten Seruyan, mulai bulan  April tahun  2018 awal sampai dengan ahir bulan April  tahun 2018. Penetapan lokasi didasarkan atas pertimbangan bahwa Desa Panca Jaya, Kecamatan Seruyan Tengah, Kabupaten Seruyan merupakan salah satu daerah sentra pengembangan usahatani Kelapa Sawit di Kabupaten Seruyan Tengah.
C.                Metode Penentuan Sampel
Suharsimi Ari Kunto (1998). Populasi penelitian ini adalah penduduk asli desa Panca Jaya yang telah  tinggal sebelum  beroperasinya perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Bangun Jaya Alam Permai. Penentuan  sampel dilakukan secara acak dengan mengambil 25 penduduk dari 153 penduduk asli Desa Panca Jaya dengan keanekaragaman pekerjaan yang terdiri dari masyarakat tani, buruh tani, pedagang, supir, tokoh desa, aparat desa serta masyarakat masyarakat Desa Panca Jaya yang bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Bangun Jaya Alam Permai.
D.   Metode Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder : Menurut Rianse dan Asbdi (2008), berdasarkan derajat sumbernya, data dapat dikelompokkan menjadi dua yakni: (a) data primer merupakan data yang di peroleh dari sumber pertama atau sumber asli (langsung dari imforman), misalnya dari individu atau perorangan dan yang lainnya yang merupakan sumber utama data penelitian; (b) data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau bukan dari sumber aslinya. Data sekunder ini bias berbentuk data yang tersaji dalam bentuk tabel, grafik, internet dan lain sebagainya. Sumber data sekunder dapat berasal dari peneliti sebelumnya, lembaga pemerintah, lembaga swasta, dan lain sebagainya. Untuk memperoleh data yang akurat maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan langsung pada objek sasaran yaitu dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
1.  Kuesioner yaitu suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan di teliti.
2.  Wawancara yaitu kegiatan mencari bahan (keterangan, pendapat) melalui tanya jawab lisan dengan siapa saja yang diperlukan. Wawancara diadakann untuk mengungkapkan latar belakang, motif-motif yang ada disekitar masalah yang di observasi dan mengembangkan informasi selain kuesioner.
3. Teknik Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan. Penemuan ilmu pengetahuan selalu dimulai dengan observasi dan kembali kepada observasi untuk membuktikan kebenaran ilmu pengetahuan tersebut. Dalam teknik observasi ini peneliti  memakai tingkat observasi partisipasi, pada tahap ini  peneliti aktif berpartisifasipada aktifitas dalam konteks sosial yang telah diselidiki, dengan kata lain peneliti melibatkan diri dalam kehidupan sosial di daerah yang sedang diteliti.
E.  Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi Operasional ini memuat pengertian-pengertian atau alasan-alasan yang digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan memperjelas ruang lingkup penelitian dan untuk memudahkan dalam menganalisa data yang berhubungan dengan penarikan kesimpulan yang terdiri dari :
1.  Dampak yang dimaksud adalah pengaruh yang di akibatkan oleh perusahaan terhadap masyarakat sebelum dan sesudah berdirinya perusahaan.
2.   Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan yang dapat  menghasilkan minyak.
3.  Pendapatan adalah jumlah atau hasil yang di terima.
4.   Masyarakat adalah sekumpulan manusia atau kelompok yang bermukim di suatu tempat.
5.   Perusahaan adalah suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi.
6.   Faktor sosial adalah segala perilaku manusia yang menggambarkan hubungan nonindividualis.
7.   Interaksi sosial hubungan antara individu dan kelompok.
8.    Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan antara interaksi orang dan kelompok.
9.   Faktor ekonomi yang dimaksud adalah pengaruh dalam tingkat pendapatan masyarakat.
10.  Desa adalah suatu kelompok masyarakat yang bermukim di suatu daerah dan memiliki batas wilayah tersendiri.
11. Desa sederhana adalah desa yang dimana belum membentuk sebuah perserikatan dan hanya mengkhusus satu asal, satu turunan, dan ras.
12.  Desa madya adalah desa yang sudah mulai mampu menyelenggarakan kehidupan bersamanya yang telah di sepakati bersama.
13. Desa maju adalah desa yang sudah mampu dalam mengelola program kegiatannya untuk kesejahteraan masyarakatnya.
14.  Lingkungan fisik yang dimaksud adalah meliputi tanah,air dan lain-lain
15.  Lingkungan biologis yang dimaksud adalah meliputi flora dan fauna
16.   Sosial budaya adalah budaya masyarakat atau adat istiadat yang dianut oleh masyarakat di suatu daerah.
F.    Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan tabulasi untuk mengetahui dampak berdirinya perusahaan kelapa sawit (Eliaeis guineensis jacq) PT.Bangun Jaya Alam Permai Terhadap Kondisi Sosial masyarakat Di Desa Panca Jaya, Kecamatan Seruyan Tengah, Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah.


 

0 komentar:

Posting Komentar